Archive for Desember, 2008

h1

9 Ribu Jamaah Naqsabandiyah Shalat Id

Desember 28, 2008
Minggu, 07 Desember 2008
Padang, Padek—Meski pemerintah menetapkan hari raya Idul Adha 1429 H, Senin (8/12) besok, sebagian umat Islam, pengikut aliran Tarekat Naqsabandiyah di Kota Padang telah merayakan Idul Adha 1429 H, Sabtu (6/12). Hal yang sama juga dilaksanakan 9 ribu jamaah di 30 surau Naqsabandiyah yang tersebar di kabupaten/kota yang ada di Sumbar.

Pantauan Padang Ekspres di Mushalla Baitul Makmur di Jalan M Hatta, Kelurahan Cupaktangah Kecamatan Pauh dan Surau Baru di Jalan M Hatta, Kecamatan Pauh, tepatnya di belakang kompleks Polsek Pauh, pukul 08.00 WIB ratusan pengikutnya sudah merayakan hari lebaran kurban.

Diawali dengan Shalat Id di surau dan dilanjutkan penyembelihan beberapa ekor hewan kurban. Syafri Malin Mudo, 68, salah seorang pengikut aliran Tarekat Naqsabandiyah dan sekaligus Imam di Masjid Baitul Makmur mengatakan, pengikut Tarekat Naqsabandiyah selalu melakukan perayaan hari kurban lebih awal dari umat Islam lainnya. Namun ia menegaskan pelaksanaan Idul Adha sudah berdasarkan proses hisab dan rukyat.

Syafri Malin Mudo yang sudah menjadi imam tetap di Mushalla Baitul Makmur sejak tahun 1960-an juga mengatakan saat ini jamaah Naqsabandiyah sudah berjumlah sekitar 9 ribu orang.  Jamaah tersebut tersebar di Padang, Kota  Sawahlunto, Kabupaten Sijunjung dan Solok. Di Kota Padang pengikutnya banyak tersebar di kawasan Lubuk Kilangan. Khusus di Ranah Minang ajaran ini dibawa pertama kali oleh Tengku Syech Ismail sebelum tahun 1800-an.  Di Padang khususnya di Pauh tahun 1806, yang dibawa langsung oleh Syech Muhammad Thaib.

Usai menyelenggarakan shalat ied sebanyak dua raka’at, dengan tujuh takbir pada rakaat pertama dan lima takbir di rakaat kedua, jamaah melanjutkan penyembelihan hewan kurban berupa kambing sebanyak empat ekor. Hasil sembelihan kurban tersebut dibagikan tidak hanya kepada pengikut aliran Naqsabandiyah tetapi beberapa umat Islam di sekitar mushalla juga mendapat bagian.  Kondisi serupa juga terlihat di Surau Baru yang terletak di belakang Polsek Pauh, Padang. Sebagai surau tertua yang menjadi basis penyebaran ajaran Naqsabandiyah, ratusan pengikutnya melaksanakan shalad Id dengan khusuk. (i)

h1

Plasa Andalas Mulai Sepi Pengunjung

Desember 28, 2008

Jumat, 12 Desember 2008 Padang, Padek— Plasa Andalas (PA) kini mulai sepi pengunjung. Ini disebabkan matinya pendingin ruangan (AC), pascapemutusan arus listrik oleh PLN. Sejumlah pemilik toko (tenant) berharap Pemko dapat memfasilitasi pihak PA dan PLN untuk mengatasi masalah saat ini yang terjadi di PA. “Sudah hampir satu pekan hal ini terjadi. Jangankan ada transaksi, pengunjung saja sudah mulai sepi,” tutur Sekretaris Asosiasi Pedagang Plasa Andalas (APPA) Ramon Pratama. Udara di dalam PA kini, sama panasnya dengan udara di luar PA. Namun demikian, para tenant tetap saja bertahan, tidak menutup toko. “Untuk mengantisipasi suhu panas di dalam PA, para pedagang saat ini banyak menggunakan kipas angin,” tambah Ramon. Ia berharap PT Inti Griya Prima Sakti (IGPS) sebagai pengelola PA untuk berniat baik untuk menambah genset yang ada. Para pedagang tidak mau rugi akibat kisruh antara pengelola dengan PLN. Mereka telah melaksanakan kewajibannya sesuai aturan, bahkan tepat waktu. Lebih lanjut Ramon mengatakan dalam kontrak kerjasama pedagang mendapatkan hak-hak didapatkan pedagang baik sebagai penyewa atau pedagang yang membeli toko, mendapatkan aliran listrik untuk penerangan dan kebutuhan lainnya yang berkaitan dengan listrik, pendingin ruangan (AC), mendapatkan keamanan untuk menciptakan kenyamanan pada pedagang dan pengunjung, dan pelayanan kebersihan dari pengelola. “Supaya keadaan seperti ini berlarut-larut, kita berharap Wali Kota untuk melihat kondisi sebenarnya yang terjadi di PA. Dengan cara itu, Pemko dapat melakukan upaya yang tepat menyelesaikan masalah ini,” ujarnya. Sementara itu, Neng, 22, salah seorang karyawan counter di lantai satu PA kepada Padang Ekspres membenarkan sepinya pengunjung PA oleh karena matinya AC. “Kini, pengunjung tidak tahan berlama-lama di dalam PA,” ungkapnya. (i)

h1

Menyambut Tahun Baru Islam di Masjid Maryam

Desember 28, 2008
Minggu, 28 Desember 2008
Padang, Padek—Dalam hadist yang diriwayatan Muslim, Rasulullah Muhammad SAW berkata, “Jika anak Adam meninggal, maka amalnya terputus kecuali dari tiga perkara, sedekah jariyah (wakaf), ilmu yang bermanfaat, dan anak shaleh yang berdoa kepadanya” (HR Muslim).

Hal itu sangat dirasakan Sahril Anwar, 63, warga Kelurahan Ranah Parak Rumbio. Pria gaek itu tidak dapat menyimpan rasa haru ketika menghadiri acara penutupan kegiatan agama dalam peringatan pergantian tahun baru Hijriyah 1430 di Masjid Maryam, di Ranah Parak Rumbio, tadi malam (27/12).

Sahril menyeka air matanya, karena Masjid Maryam tempatnya memperingati pergantian tahun Islam itu dirayakan begitu meriah. Santri-santri di Madrasah Diniyah Awaliyah (MDA) menggelar kegiatan keagamaan di sana. Masjid Maryam merupakan masjid peninggalan almahurmah ibunya Hj Maryam.

Sebelum masjid itu berdiri di tengah pemukiman warga Parak Rumbio, masjid itu dulunya sebuah rumah tempat kelahiran Sahril Anwar bersama lima orang saudaranya yang lain. Di rumah itulah ia dibesarkan.

Setelah ibunya Maryam wafat tahun 1999, rumah itu nyaris tidak dimanfaatkan sebagai tempat berteduh keluarga. Sebab, Sahril bersaudara telah mengadu peruntungan di rantau orang. Agar rumah itu tidak menjadi sia-sia, ia menunaikan wasiat ibunya untuk menyulap rumah menjadi masjid. Namanya pun diambil dari nama almarhumah ibunya, Maryam.

Masjid Maryam berdiri di atas tanah seluas seribu meter persegi. Masjid itu dibangun sejak tahun 2001 bersama warga Kelurahan Ranah Parak Rumbio. “Dulunya di Ranah tidak ada masjid. Warga banyak menunaikan ibadah di tempat lain. Biar warga sekitar Ranah Parak Rumbio tak perlu jauh-jauh menunaikan ibadah, maka didirikanlah masjid ini,” ucapnya.

Untuk mendukung kesuksesan pendirian dan pendanaan masjid, Sahril bersaudara bersama warga setempat mendirikan Yayasan Maryam. Yayasan itu nantinya menjadi lembaga untuk mengurus masjid dan kegiatan di dalam masjid.

“Saya berharap di masjid Maryam ini banyak dilaksanakannya kegiatan keagamaan. Masjid ini tidak hanya sekadar tempat shalat, akan tetapi juga sebagai tempat pusat kegiatan keagamaan. Titik terakhirnya di sini ada perpustakaan, lembaga pendidikan. Bahkan tidak mustahil nantinya di masjid ini juga terdapat Islamic Center,” harap putra kedua Almarhumah Maryam.

Ia berharap Masjid Maryam terus dirawat olah warga Ranah Parak Rumbio, Kecamatan Padang Selatan. Pada acara puncak perayaan penyambutan tahun baru 1 Muharram 1430 Hijriyah itu Mahyeldi Ansarullah didaulat sebagai ustadz untuk memberikan tausiyah kepada seluruh jamaah. Juga tampak hadir dala kegiatan tersebut Hasnah Cendra Dewi, tokoh perempuan dari Padang Selatan, yang juga  caleg Partai Golkar dari daerah pemilihan Padang Timur, Padang Selatan dan Bungus Teluk Kabung.

Selama kegiatan itu berlangsung, para santri-santri MDA dengan semangatnya melantunkan Asmaul husna untuk membesarkan nama-nama Allah. Perayaan tahun baru Islam ini mestinya menjadi momentum untuk mengevaluasi diri bagi anak muda dan umat Islam secara keseluruhan. Apalagi pergantian tahun baru ini berdekatan tahun Masehi. (i)

h1

19 Preman Bundaran Pasar Raya Dijaring

Desember 28, 2008

Minggu, 28 Desember 2008 Padang,

Padek—Sedikitnya 19 orang preman dijaring jajaran Poltabes Padang di kawasan bundaran depan Masjid Taqwa Muhammadiyah, Sabtu (27/12). Preman tersebut, diduga terkait sebagai pelaku kejahatan jalanan (street crime) di sekitar TKP. Salah seorang di antaranya terpaksa diproses lebih lanjut karena terlibat pemungutan liar (pungli) parkir. Selain di kawasan bundaran depan Masjid Taqwa Muhammadiyah, polisi juga menjaring preman di sekitar kawasan Pasar Raya, Padang. Rata-rata preman yang dijaring jajaran Poltabes Padang itu berprofesi sebagai pengangguran dan agen-agen angkutan kota (Angkot) di sekitar TKP. Beberapa dari preman itu memiliki tubuh yang dipenuhi tato. Kapoltabes Padang Kombes Boy Rafli Amar kepada wartawan mengatakan aksi pembersihan preman merupakan salah satu program utama dari Kapolri. Untuk itu seluruh jajaran kepolisian di Indonesia harus menindaklanjuti hal tersebut. Dari data Padang Ekspres sebelumnnya operasi preman di bulan November Poltabes Padang telah mengamankan 101 orang preman, sedangkan selama Desember 2008 total preman diamankan telah puluhan orang. Lebih lanjut Boy Rafli Amar mengatakan seluruh preman yang dijaring polisi akan didata dan diberi pembinaan. Bagi preman yang terjaring dan terindikasi melakukan tindakan pidana, maka ia akan diproses lebih lanjut. “Data base tindakan kejahatan itu akan dijadikan bahan melakukan aksi pembersihan. Jika di lain waktu mereka yang sudah terdata pernah melakukan tindakan kriminal mengulangi perbuatannya, maka polisi akan lebih mudah meringkusnya,” kata Boy Rafli yang juga mantan Direktur Reskrim Polda Maluku Utara itu. Selain menjaring preman di kawasan Pasar Raya, lanjut putra Agam itu, polisi juga memfokuskan pembinasaan premanisme secara bertahap dari satu lokasi ke lokasi lainnya. Jika salah satu kawasan sudah bersih dari aksi preman akan digeser ke kawasan lain sehingga ruang aksi premanisme semakin sempit. Boy Rafly mengaku jumlah premanisme di Kota Padang tidak separah kota-kota lain. Ia berharap masyarakat ikut berperan memberikan informasi pada polisi agar pemberantasan premanis bisa lebih cepat dilakukan. Anton Fernando, 26, warga Terandam, Kecamatan Padang Timur, salah seorang preman yang dijaring Poltabes Padang mengatakan ia terjaring saat berada di kawasan parkiran Matahari Departemen Store (MDS). Pemuda yang tubuhnya sudah dibaluti tato sejak umur 12 tahun itu merasa bukan preman, karena tidak pernah melakukan tindakan kejahatan. (i)

h1

Tinjau Kembali UU BHP

Desember 28, 2008
Jumat, 26 Desember 2008
Padang, Padek—Ratusan mahasiswa Universitas Andalas (Unand) menolak Undang-undang Badan Hukum Pendidikan (UU BHP) di halaman Gedung DPRD Sumbar, Rabu (24/12). Penolakan itu dilakukan dengan longmarch dari kawasan Taman Makam Pahlawan (TMP) Lolong menuju gedung bundar tersebut. Kedatangan para mahasiswa  itu hanya disambut Sekretaris DPRD Sumbar Nasral Anas.

Sebelum berada di halaman DPRD Sumbar, para mahasiswa melakukan aksi longmarch  dari depan TMP Lolong Padang. Pada aksi itu mereka terus menyuarakan penolakan terhadap UU BHP. Mahasiswa menganggap UU BHP bentuk lain melegalkan komersialisasi pendidikan pada rakyat. Para pengunjuk rasa mendukung dilakukannya peninjauan kembali terhadap UU BHP, dan mendesak perealisasian anggaran pendidikan dalam APBN.

Aksi penolakan yang dipimpin Presiden BEM Unand Hanif Dwi Putra itu mengundang perhatian seluruh pengguna jalan lalu lintas di Jalan S Parman. Aksi tersebut mengakibatkan kemacetan beberapa puluh meter. Dalam aksinya di depan halaman DPRD Sumbar, hanya ditanggapi Sekwan Nasral Anas. Sementara, anggota DPRD Sumbar sendiri tidak berada di gedung bundar. Semula para mahasiswa tidak percaya. Setelah dijelaskan Sekwan, anggota DPRD sedang reses di daerah pemilihan, barulah mahasiswa dapat memahaminya.

Selain itu, dalam aksi damai yang dilakukan BEM Unand, mereka juga menggelar aksi teaterikal tentang seorang pejabat pemerintah menanggapi aksi mahasiswa yang menolak UU BHP. Kendati demikian, mahasiswa tetap mendesak Nasral Anas menandatangani penolakan yang disampaikan mahasiswa. Usai penandatangan itu, para demonstran kembali ke kampusnya menggunakan bus kampus Unand. (i)

h1

Kasus Jambret Diserahkan ke Denpom

Desember 28, 2008
Jumat, 26 Desember 2008
Padang, Padek—Tindak lanjut kasus penjambretan di Jalan A Yani terhadap korban, warga sipil dan penganiayaan yang dialami anggota Polisi Lalu lintas (Polantas) dari jajaran Poltabes Padang, Senin (22/12) malam, diserahkan sepenuhnya kepada Detasemen Polisi Militer  I/4 Bukit Barisan (Denpom I/4 BB) Padang.

Kapoltabes Padang Kombes Boy Rafli Amar yang dihubungi Padang Ekspres mengatakan kasus tersebut terjadi di kawasan TNI AD Kompi C Siteba, maka pengungkapan kasus itu diserahkan sepenuhnya kepada jajaran Denpom. “Kami menunggu hasil pemeriksaan dari Denpom. Apabila tersangkanya telah dipastikan orang sipil, maka penyelidikan kasus tersebut dikembalikan kepada Poltabes Padang,” tutur Kombes Rafli Amar.

Untuk mendukung penyelidikan kasus itu, lanjut Boy Rafli,  Poltabes Padang akan memberikan informasi pendukung kepada Denpom, seperti halnya data yang terkait dengan korban dari sipil. Korban sipil itu saat usai kejadian langsung melaporkan ke Poltabes Padang.

Korban jambret tersebut Renata, 23, warga kompleks Banuaran Indah Blok J No 1, Kecamatan Lubuakbegalung. Waktu itu barang-barang milik korban berupa dua HP, dan uang tunai Rp360 ribu raib direbut pelaku. Korban yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga itu mengalami kerugian senilai Rp1,7 juta.

Jajaran Poltabes Padang saat ini hanya bisa menunggu hasil penyelidikan dari jajaran Denpom. Boy Rafli berharap penyelidikan tersebut dapat tuntas dengan waktu lebih cepat. Sebab, kasus itu tidak hanya mengakibatkan anggotanya yang menjadi korban, melainkan warga sipil.

Ketika ditanya kondisi Bripda Novika Toni, korban penganiayaan sejumlah oknum TNI itu hingga kemarin masih dirawat intensif di ruang Tulip II-1 RS Yos Soedarso Padang. Dikatakan Boy Rafli, saat ini ia menyerahkan perawatan terhadap anggota itu kepada dokter ahli. Pasalnya, korban yang saat ini bertugas di jajaran Satlantas itu mengalami luka di beberapa bagian tuhbu, seperti luka di bagian rahang. “Kami berharap Bripda Novika Toni dapat kembali pulih. Saat ini kondisi korban sudah mencapai 70 persen,” tambah Boy Rafli.

Wartawan-Korban Penganiayaan Diperiksa

Secara terpisah, tiga wartawan, korban penganiayaan oknum personil TNI AD di Kompi C Siteba, diperiksa Tim Detasemen Polisi Militer (Denpom) I/4 Bukit Barisan (BB)  Padang, Kamis (24/12). Pemeriksaan ketiga wartawan yang diperiksa di ruangan Lak Idik itu memakan waktu sekitar dua jam lebih.

Ketiga wartawan korban penganiyaan itu, Tommy De Raffers, 43, wartawan RTCI, Budy Sunandar, 25, wartawan Global TV, dan Riyan Taufik, 23, wartawan ANTv. Rata-rata pertanyaan disampaikan penyidik kepada mereka berkisar tentang kronologis kejadian yang mereka ketahui dan dialami. Seperti  halnya Tommy De Raffers, ia diperiksa oleh penyidik dengan 20-an pertanyaan, Budy Sunandar sebanyak 14 pertayaan dan Riyan Taufik dengan 8 pertayaan. Para korban itu hadir di ruangan penyidik sejak pukul 09.00 WIB.

Saat Padang Ekspres berada di ruangan pemeriksaan itu bersama wartawan lainnya, suasana di Markas Denpom I/4 BB Padang terlihat sepi dan tenang. Para wartawan diantar oleh personil Denpom ke ruangan pemeriksaan, tempat ketiga jurnalis televisi itu memberikan keterangan. Wajah para korban tampak tenang dan tegar menghadapi proses penyidikan. Hal itu dilakukan demi menegakkan keadilan terhadap wartawan.

Sebagaimana dikatakan Ryan, ia merasa belum dengan proses yang dijalani. Wartawan yang sehari-hari bekerja di ANTv itu berharap pelaku penganiyaan terhadap dirinya dan dua orang korban lainnya itu diadili dan ditindak tegas.

Penyidik di Denpom I/4 BB Padang ketika dimintai komentar oleh wartawan enggan berkomentar. Ia menyarankan untuk meminta konfirmasi langsung kepada Komandan Denpom Letkol (CPM) Dono Kuspriyanto. Ironisnya ketika orang nomor satu di Denpom I/4 BB Padang itu tidak berada di markasnya, beberapa anggotanya mengatakan Dono berada di Makorem 032/Wirabraja.

Akhirnya para wartawan yang terdiri dari cetak dan elektronik memburu Dono Kuspriyanto ke Makorem. Malangnya ketika puluhan wartawan berada di gerbang makorem, ternyata dihadang salah seorang personil TNI AD, Kapten Sukiran P. Ia mencegat wartawan masuk ke markasnya, meskipun meminta izin.

Ketika di tempat itu, wartawan yang biasanya masuk dari pintu belakang terpaksa balik kanan, karena pintu tersebut tertutup. Kemudian para pemburu berita tersebut masuk dari pintu depan. Di tempat tersebut datanglah Kapten Sukiran melarang masuk ke dalam makorem. “Wartawan dilarang masuk masuk dengan kondisi saat ini. Komandan tidak di tempat. Saat ini kondisi belum konsusif,” tutur perwira berbaju loreng itu dengan garang.

Pada saat itu wartawan mencoba memberikan pemahaman padanya. Kedatangan wartawan hanya sekadar untuk meminta konfirmasi dari Denpom Lekol (CPM) Dono Kuspriyanto atau Danrem Kolonel Danu Nawawi. Akan tetapi, maksud baik itu dibalas dengan nada ketegangan dan pengusiran. “Keluar, kalian dilarang masuk,” ujar Kapten Sukiran dengan wajah semakin tegang.

Dalam kondisi seperti itu puluhan anggota TNI AD di Korem 032 Wirabraja keluar dan menghadang para wartawan. Bahkan salah seorang darinya telah memegang senjata laras panjang. Akhirnya dengan penjelasan tidak memuaskan itu para wartawan undur diri.

Sebagaimana diberitakan Padang Ekspres, Bripka Novika dianiaya oknum TNI saat mengejar jambret yang lari ke kompleks TNI Kompi C Batalyon 133/ Yudha Sakti. Saat Bripka Novika hendak menangkap pelaku, sekitar 20 orang oknum TNI tiba-tiba menghalaginya dan memukulnya hingga mengalami cedera parah di bagian rahang dan pelipis.

Bukan hanya Novika, sejumlah wartawan media elektronik yang meliput aksi kejar-kejaran antara Novika dan penjambret itu, juga kena imbas amukan puluhan oknum TNI itu. Budi Sunandar, Wartawan Global TV mengalami luka memar di bagian matanya, sedangkan Tommy J, Wartawan RCTI dan Rian Taufik, Kameramen ANTV juga sempat ditodong dengan senjata api oleh puluhan oknum aparat berbaju loreng tersebut. (i)

h1

Masuk Gereja Lewati Metal Detektor

Desember 28, 2008
Rabu, 24 Desember 2008
Padang, Padek—Umat kristiani merayakan Natal, besok (25/12). Demi menjaga keamanan hari besar itu jajaran Poltabes Padang melakukan operasi pengamanan di seluruh gereja yang dikenal Operasi Lilin Tahun 2008. Selain pengamanan untuk Natal juga untuk Tahun Baru.

Kabag Operasi Poltabes Padang Kompol Syafnil saat dihubungi Padang Ekspres mengatakan Operasi Lilin dilakukan sejak hari ini (24/12) hingga Jumat (26/12). Jumlah personil yang diturunkan 245 orang. Semuanya terdiri dari seluruh kesatuan, mulai dari Samapta, Poltantas, Reskrim, dan Intel. Jumlah tersebut diperkuat juga dari jajaran Satuan Brimob Polda Sumbar.

Dikatakan Kompol Syafnil, pengamanan tersebut dilakukan dengan cara dua shift. Setiap regu terdiri dari 10 orang. Semua personil disebar di seluruh gereja yang berada di Kota Padang. Operasi Lilin dilakukan juga untuk mengantisipasi terjadinya tindakan terorisme.

Selain itu, lanjut Syafnil mengantisipasi terjadi penyusupan orang melakukan tindakan kejahatan di dalam gereja, setiap orang yang masuk ke gereja dilakukan pemeriksaan oleh jajaran Brimob dengan menggunakan alat Handheld Metal Detector. Alat tersebut berfungsi untuk mendeteksi benda logam.

“Seperti tahun-tahun sebelumnya setiap perayaan Natal, Kota Padang masih dapat dikatakan kota cukup aman. Pada pengamanan tersebut aparat lebih dikonsentrasikan di gereja-gereja dan kawasan pemukiman warga Kristiani,” kata Syafnil.

Pendirian Pos

Untuk menyambut Tahun Baru 2009, jajaran Poltabes Padang melakukan pengamanan lebih ketat. Pengamanan Tahun Baru dilakukan sejak Senin (30/12) dan berakhir Jumat (2/1-2009). Pengamanan tahun baru dilakukan tidak hanya di gereja, melainkan di tempat-tempat keramaian lainnya, seperti di plasa, hotel-hotel berbintang, dan pusat-pusat pariwisata.

Saat pengamanan itu aparat kepolisian melakukan pengaman sistem buka tutup, yaitu pengamanan dari polisi berpakaian seragam dan berpakaian preman. Tata pelaksanaannya pun tidak jauh beda pada saat pelaksanaan Natal dengan cara dua shift dengan satu shift setiap regunya terdiri dari 10 orang personil.

Kasatlantas Poltabes Padang AKP Arief Budiman mengatakan untuk mengantisipasi terjadinya kemacetan dan kecelakaan lebih tinggi melakukan pengalihan arus lalu lintas. Tak hanya itu saja di kawasan Jalan Samudera didirikan tiga pos. Ketiga pos itu ditempatkan di sekitar Simpang Olo Ladang, Danau Cimpago dan Simpang Puja Sera atau di depan Dinas Pariwisata.

“Pendirian tiga pos tersebut untuk mengantisipasi lonjakan kendaraan lalu lintas. Daerah-daerah di sekitar jalan tersebut nantinya akan dipadati pengendara sepeda motor dan mobil. Dengan meningkatnya jumlah kendaraan, maka angka kecelakaan akan ikut  meningkat. Akan tetapi peningkatan kecelakaan itu tidak terlalu besar,” ujar Arief. (i)

h1

Kecelakaan, Kloter 6 Terlambat 28 Jam

Desember 28, 2008
Selasa, 23 Desember 2008
Padang, Padek—Sebanyak 272 orang jamaah haji asal Provinsi Bengkulu di kloter 6 mendarat di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) kemarin, sekitar pukul 11.25 WIB. Jamaah tersebut terlambat sampai di tanah air selama 28 jam. Rombongan sebetulnya dijadwalkan sampai di BIM pada Minggu (21/12), pukul 07.55 WIB.

Keterlambatan tersebut disebabkan kecelakaan pesawat Garuda yang membawa jamaah haji kloter 5 dua hari lalu. Akibat kecelakaan itu, jamaah kloter ini terpaksa menunggu pesawat itu kembali ke Jeddah menjemputnya.

”Keterlambatan tersebut merupakan imbas dari keterlambatan dari pesawat yang membawa jamaah haji di kloter lima. Kendati demikian, hal tersebut merupakan sebuah ujian bagi jamaah haji. Sebab, para panitia telah berusaha semaksimal mungkin menjalani proses pelaksanaan ibadah haji dengan semaksima mungkin. Akan tetapi Allah SWT melakukan kehendak lain,” ujar Sekretaris Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Sumbar Japeri Jarap, kemarin.

Pantauan Padang Ekspres, keterlambatan tersebut ternyata berdampak pada jamaaah. Saat mendarat, mereka lebih banyak diam dan tidak memerlihatkan wajah gembira.

Disebutkan Japeri, keadaan jamaah haji demikian merupakan hasil pemahaman jamaah yang didapatkan dari panitia haji di Jeddah. Kabid Hazawa Kanwil Departemen Agama (Depag) Sumbar itu berharap kejadian yang menimpa kloter 5 tidak terulang kepada kloter selanjutnya.

Menanggapi penilaian dari masyarakat bahwa pelayanan pada pelaksanaan haji tahun in terburuk dari lima tahun terakhir, di anggap Japeri bukan kesalahan dari panitia, melainkan dipicu oleh faktor-faktor lain di luar dugaan panitia. “Selama ini PPIH Sumbar telah berupaya telah melaksanakan proses pemberangkatan dan pemulangan haji secara maksimal sebagaimana ditentukan dalam protap haji. Sedangkan masalah di luar Embarkasi merupakan masalah kinerja dari panitia dari pusat. PPIH hanya bisa memberikan pernyataan sikap kepada Depag pusat untuk menyikapi segala masalah haji selama ini,” tutur Japeri.

Terpisah, PPIH Koordinator transportasi Hery Zulman yang dihubungi Padang Ekspres mengatakan kepulangan haji kloter 6 tidak mengalami masalah seperti halnya kloter 5. Hanya saja kloter 6 mendapatkan ibas terkerlambatan waktu dari kloter sebelumnya.

Pesawat yang digunakan untuk pemulangan haji dari Embarkasi Padang merupakan pesawat yang sebelumnya digunakan keberangkatan jamaah haji dari Embarkasi Balikpapan. Penukaran tersebut merupakan kebijakan dari  pihak Garuda Indonesia sebagai pelaksana pemberangkatan dan pemulangan jamaah.

General Manager (GM) Garuda Indonesia Padang Erwin Suharja, mengatakan dampak dari kecelakaan pesawat Garuda Indonesia di Jeddah, Jumat lalu hanya penundaan penerbangan. Sebab, kecelakan mengakibatkan penundaan keberangkatan pada jamaah haji di kloter sebelumnya.

Ditegaskan Erwin, ketika kecelakaan lalu itu tidak ada mengakibatkan korban jiwa, karena waktu itu jamaah haji belum masuk ke dalam pesawat. Selanjutnya permasalahan lain akibat penundaan kepulangan karena kepadatan pesawat di runway Bandara King Abdul Aziz, Jeddah. “Di Jeddah pesawat kita terpaksa menuggu giliran take off selama 5 jam. Pesawat dari seluruh negara sama-sama terburu-buru untuk pulang ke daerah masing-masing,” ujar Erwin. Erwin berharap kepada keluarga jamaah untuk tetap bersabar menunggu kedatangan jamaah haji sampai di tanah air.

Sementara pada pemulangan kemarin, pesawat membawa 272 jeregen air zam-zam, bagasi sebanyak 233 koli dan masih tertinggal barang bagasi sekitar 39 koli lagi. Begitu juga dengan berat barang bawaan jamaah yang dibawa pesawat seberat 9, 6 ton. (i)


h1

Dialiri Listrik, PA Tak Lagi Gerah

Desember 28, 2008
Selasa, 23 Desember 2008
Padang, Padek—Para pedagang di Plasa Andalas (PA) kembali dapat tersenyum. Kini pedagang tersebut tak lagi menahan gerah dan panas di dalam plasa terbesar di Kota Padang itu. Kelegaan pedagang dirasakan atas berakhirnya polemik antara PT PLN Cabang Padang dengan PT Inti Griya Prima Sakti (IGPS), pengelola PA, sejak Jumat (19/12). Hal itu ditandai kesepakatan kedua belah pihak dengan mengaliri listrik kembali di PA.

Empat hari pascapemasangan aliran listrik, suasana PA kembali diramaikan sejumlah pengunjung. Eskalator yang sebelumnya tidak aktif kemarin sudah aktif dengan lancar. Alat pendingin ruangan (AC) pun tidak lagi menyala secara berkala.

Sekretaris Asosiasi Pedagang Plasa Andalas (APPA) Ramon Pratama mengucap terimakasih kepada pihak-pihak yang telah mengambil keputusan secara bijaksana perihal polemik PA dengan PLN. Dikatakan Ramon, pedagang yang terdapat di PA tidak semuanya berasal kalangan investor tingkat atas. Sebagian besar para pedagang di PA lebih berasal dari pengusaha kecil menengah.

Ramon menambahkan, para pedagang juga berterima kasih kepada Wali Kota Padang Fauzi Bahar. Diakuinya selama terjadinya polemik, Wali Kota intens pro aktif menjembatani permasalahn tersebut.

Selain itu, lanjut Ramon untuk menjaga keharmonisan antara pedagang dengan pengelola PA, para pedagang mendapatkan diskon servis charge. “Jumlah nominalnya belum diketahui besarnya, tapi pengelola memberikan diskon sebagai dispensasi atas rasa ketidaknyamanan pedagang selama PA tidak mendapat listrik dari PLN selama ini,” kata Pimpinan CV Sarana Multimedia itu.

Dampak lain dengan kembalinya PA dialiri listrik dari PLN, penghasilan pedagang kembali meningkat 25 persen dari sebelumnya. (i)

h1

Unand Dukung UU BHP, SPP 2009 Tetap

Desember 28, 2008
Senin, 22 Desember 2008
Padang, Padek—Undang-undang Badan Hukum Pendidikan (UU-BHP) yang telah disahkan DPR RI akan berdampak baik kepada seluruh perguruan tinggi negeri (PTN), termasuk Universitas Andalas. Salah satu keuntungan bagi Unand, akan mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah dan dapat mengembangkan kampus tertua di luar Jawa itu ke arah yang lebih baik.

“Selama ini PTN sulit melakukan pengembangan terhadap kampusnya, karena PTN masih diikat dengan aturan dan UU tertentu. PTN tidak berani melakukan inovasi terhadap kampusnya. Dengan adanya UU BHP, PTN nanti bisa mencari peluang untuk menjadikan kampusnya besar, salah satunya dengan cara menjual setiap hasil penelitian yang terdapat di kampus,” kata Rektor Unand Musliar Kasim usai mewisuda 1.904 mahasiswa, Sabtu (20/12).

Musliar mengatakan persoalan dalam UU BHP tidak hanya pada masalah pendanaan secara otonom sebagaimana yang dimaksudkan kalangan luar. Akan tetapi UU itu memberikan kesempatan pada perguruan tinggi untuk lebih kreatif mencari peluang untuk membangun kampus. Selama ini, Unand hanya mendapatkan perhatian dari pemerintah tidak terlalu besar. Tahun lalu total anggaran kebutuhan di Unand hanya dibantu pemerintah hanya 50 persen. Sisanya dicari sendiri.

“Kehadiran UU BHP ini Unand akan mendapatkan keuntungan lebih besar. Selain mendapat kebebasan mencari pendanaan kampus ke pihak luar, dari pemerintah pun akan tetap mendapatkan bantuan pendidikan. Selama ini pemerintah belum menerapkan anggaran 20 persen di dalam APBN,” kata dosen ahli pertanian ini. Dia membantah akan terjadi komersialisasi pendidikan di Unand. Sebab di dalam UU BHP, keterlibatan masyarakat untuk membantu pendidikan hanya maksimal 30 persen. Sisanya harus dicarikan dari pihak luar.

Untuk menjamin tidak terjadinya komersialisasi pendidikan di Unand, Musliar menegaskan tahun depan tidak terjadi kenaikan SPP. “Tahun depan kami bertahan dengan SPP saat ini,” tutur putra Tanahdatar itu. Saat wisuda gelombang tiga itu, jumlah wisudawan Unand terdiri dari program pendidikan DIII sebanyak 491 orang, S1 sebanyak 954 orang, S2 atau magister sebanyak 458 orang dan satu orang doktor di program S3.

Di samping mewisuda mahasiswanya, Unand menerima ISO 9001: 2008 dari PT SAI Global. ISO tersebut diberikan untuk kualitas sistem manajemen di Politeknik Unand.  Musliar Kasim berharap ISO tersebut nantinya tidak hanya untuk Politeknik, tapi untuk Unand secara menyeluruh. (i)